Bukaan Satu ~ Lahirnya Seorang Pangeran

Author:
Bukaan Satu ~ Lahirnya Seorang Pangeran: Ibu_hamil

Sumber cara | Ibu dan Bayi - May mendesis sambil mengaduh lirih , matanya sayu, kedua kakinya kesana kemari seakan kegelisahan yang begitu berat menimpanya, masih di atas ranjang, terlentang. mulutnya terus meronta, sst... sst... sst... sakit kak.., sakit sekali. Peluh mengalir begitu deras, wajahnya pucat seperti habis berlari ribuan kilo, kulihat kedua tangannya meremas perut dan pingganya untuk menahan rasa sakit yang begitu jelas tergambar dari caranya. Sayang kamu tahan dulu ya siapa tahu nanti sakitnya reda, kataku berusaha memberikan sugesti padanya agar tetap bertahan dan tidak memintaku untuk mengajaknya kerumah sakit malam itu karna sudah hampir subuh dan aku khawatir akan terjadi apa apa jika aku mengajaknya dengan motor supra x keluaran tahun 2004 yang sudah hampir karatan milikku, hampir tak ada taxi yang lewat dirumah kami setiap harinya karna kampung kami termasuk pedalaman apalagi larut malam begini dan tentunya kami membutuhkan surat pengantar dari puskesmas kecamatan agar JAMKESMAS kami diterima di rumah sakit.

Beberapa menit sebelum adzan subuh tgl 2 Januari 2010 itu sakit yang dirasakan istriku tiba-tiba hilang begitu saja, memberikan kami kesempatan untuk melakukan shalat berjamaah dan beristirahat sejenak setelah bergadang semalaman takut terjadi apa apa dengan kandungan istriku, aku terlelap disampingnya setelah yakin sakitnya tidak datang lagi.

Aku terbangun mendengar teriakan seorang wanita dari luar kamarku, aku keluar, ternyata itu May yang sedang duduk menahan perutnya dengan tangannya, aku melihatnya dengan khawatir, ada apa? tanyaku, dia tak menjawab, yang keluar dari mulutnya hanya desisan - memberikan isyarat kepadaku bahwa dia sedang bergulat dengan rasa sakit diperutnya, aku berusaha mencari ibuku, berharap beliau bisa membantu menantu kesayangnnya itu, ibu.. ibu.. teriakku, tapi ternyata tak ada beliau di dalam kamarnya ataupun disekitar rumah kami yang dibangun bersama ayahku dengan susah payah dari hasil tani dan menarik dokar waktu aku masih kecil dulu, aku kembali ke tempat may tadi berada berpapasan dengan adik perempuanku yang saat ini adalah kelas tiga di MA NW labuapi, dia kelihatan panik mengatakan kepadaku, itu lihat istri kakak sedang sakit mungkin mau lahiran, cepat sana!. Tolong kamu bawa dia ke polindes sebentar nanti aku menyusul karna aku harus cuci muka dulu takut nanti aku pusing dijalan karena semalam bergadang menjaganya, cepat! timpalku pada adikku. sigap, segera dia menstarter motornya dan berangkat ke Polindes yang kira kira berjarak satu kilo ke arah barat dari rumah kami, membonceng kakak iparnya di belakang. Ayo cepat! gesit! ibuku yang baru datang entah darimana, berteriak merintahkan aku untuk segera cuci muka dan menyiapkan semua keperluan untuk melahirkan termasuk tas bayi yang berisi beberapa popok dan kain perca yang akan digunakan nanti, belum sempat aku menyiapkan apa apa, adikku kembali dengan istriku, kak bu bidan polindes tidak ada disana, sekarang hari minggu. Cepat bawa ke puskesmas kecamatan di Perampuan perintah ibuku dengan tegap kepada adikku, ya nanti kami menyusul tambahku, sebentar aku isi bensin dulu adikku menjawab, cepat makanya...! ibuku kembali panik, kamu juga jadi suami lelet sekali kata ibuku padaku, cepat siapkan semua, cepat cuci muka cepat keluarkan motormmu! sementara adikku sudah kembali dari membeli bensin dari warung tetangga kami, ayo cepat! cepat! bawa kakakmu kesana, ibuku bertambah panik, sabar bu... kataku, sementara adikku sudah meluncur membonceng sang permaisuri yang sebentar lagi menjadi ibu bagi seorang pangeran.
Aku keluarkan motorku dan bergegas dengan tas perlengkapan di pundak bersama ibuku menyusul mereka yang mungkin sekarang sudah berada di Puskesmas Perampuan, sedang ayahku yang munkin baru pulang dari sawah berkata hati-hati, jangan ngebut, jangan panik, jangan lupa lihat kiri kanan dan adikku yang masih bujang memberikan semangat kepadaku, sebentar aku menyusul sama Juae ( Adik kami yang sekarang kelas dua SMK ) sambil merapikan kancingan baju sarung yang dipakenya.

Bersambung ke Ambulan berbelanja

Sumber cara | Ibu dan Bayi
Halaman Serupa :

1. Cara Agar Cepat Hamil - Topik Khusus
2. Tahap tahap bukaan sebelum persalinan
3. Mitos dan fakta telur membantu bukaan
4. Cara mempercepat Bukaan